Perkenalkan saya Maestro Geraldiaz Marbun. Saya adalah penerima Beasiswa Yayasan HPK Foundation dengan Yth.Ibu Bernadette sebagai Donatur saya. Saya amat sangat bersyukur kepada Tuhan karna saya dapat bersekolah dengan baik tanpa memikirkan beban takut putus sekolah karena tidak ada biaya. Dan tak lupa saya sangat berterimakasih kepada Ibu Bernadette yang masih berkenan mengulurkan tangannya membantu para anak - anak kurang mampu agar bersekolah dengan baik tanpa harus memikirkan biaya. Termasuk saya, saya dulu sempat berpikir bahwa saya tidak akan melanjutkan pendidikan saya, namun saya tetap percaya Tuhan, saya meluruskan hati kepada Tuhan, membawa seluruh masalah saya kedalam Doa, dan Puji Tuhan, Ia mengabulkan Doa saya, melalui Ibu Bernadette yang telah memberi Beasiswa kepada saya sehingga sekarang saya sekarang bisa bersekolah kembali dengan baik tanpa harus memikirkan biaya, hanya dengan saya harus rajin belajar, tetap dalam yesus, percaya kepadanya saya dapat menikmati hari sekolah saya dengan hati tenang dan tentram. Kiranya Tuhan Yesus Kristus memberkati Ibu Bernadette serta keluargannya, memberkati setiap usaha yang Ibu Bernadette punya, memberikan kesehatan dan umur yang panjang kepada Ibu Bernadette, dan tetap dalam lindungan kasih Tuhan Yesus Kristus. Tak lama lagi kita semua akan merayakan kelahiran juruselamat kita Tuhan Yesus Kristus, kita harus meluruskan hati, merayakannya dengan penuh sukacita Natal. Bertepatan sebentar lagi kita akan merayakan natal, kita harus menyambut kelahiranNya dengan penuh sukacita, kegembiraan, dan kita harus menyambutNya dengan meriah dan tetap ada di dalam Nya. Dan saya juga sangat bersyukur tahun ini saya dapat berkumpul bersama keluarga saya merayakan natal dengan penuh sukacita dan kegebiraan.Meskipun Tahun ini bapak saya belum bisa merasakan kesembuhan yang dari pada Tuhan, tetapi saya tetap bersukacita dan bergembira menyambut hari kelahiranNya karena seperti Firman Tuhan katakan "Hati yang gembira adalah obat yang manjur". Sekian ucapan yang dapat saya sampaikan, sekali lagi saya Ucapkan banyak Terimakasih kepada Ibu Bernadette selaku donatur saya, karena pertolongannya saya dapat bersekolah dan menikmati hari hari belajar saya layaknya anak seumuran saya. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan. Tuhan Yesus Memberkati.
Tulis Komentar
Namaku Risa. Hari ini adalah hari senin, dan aku harus mengikuti upacara seperti pada biasanya. Hari ini tepat pukul 05.00, aku beranjak dari tempat tidurku dan menuju kamar mandi. Setelah aku siap, aku menuju ibuku yang telah menyiapkan sarapan bagi anak-anaknya. Setelah tiba di dapur, aku melihat ibuku tampak letih karena bekerja. Ibuku memang seorang pekerja keras. Ia bekerja sebagai penjahit biasa, dan ia baru saja menyelesaikan jahitannnya pada pukul 04.30, karena pelanggan memintanya untuk menyelesaikan jahitannya pagi ini. Ya, ibuku adalah ibu yang luar biasa, karena walaupun ia merasa letih, ia tetap meyiapkan kebutuhan anak-anaknya. Setelah sarapan, aku bergegas untuk pergi kesekolah. Seperti biasanya, aku harus naik angkot satu kali, dan jalan kira-kira 100 meter untuk dapat sampai disekolah. Setibanya disekolah, aku langsung masuk ke kelas dan berbincang bersama teman-temanku, yaitu Vera, Christin, Salsa, dan Intan. Mereka memang teman-teman seperjuanganku, saat susah maupun senang, kami selalu bersama. Bel pun berbunyi, kami lekas langsung duduk di bangku kami masing-masing. Ibu hana, selaku guru Seni Budaya memasuki kelas kami, yaitu kelas 7a. Setelah berdoa dan mengucapkan salam, pelajaran pun dimulai. “ Anak-anak, tak terasa sebentar lagi natal sudah tiba, nah berhubungan dengan moment natal ini, ibu akan memberikan tugas kepada kalian” ucap Ibu Hana. Sontak kami langsung merasa senang dan berteriak “ yee... natal tiba, kita akan mendapatkan kado dari ayah dan ibu, kita juga akan mengenakan baju dan topi natal, yee...” semua anak merasa senang. “ Baik anak-anak, ibu akan memberikan tugas untuk membuat kado natal yang indah teruntuk orang tua kalian, ayah dan ibu kalian kan sudah sering memberikan hadiah natal pada kalian, nah kali ini, kalian yang akan memberikan hadiah natal pada orang tua kalian ” ucap Ibu Hana. Kami pun langsung memikirkan dan mempersiapkan apa yang akan kami persembahkan kepada orang tua kami. Terlebih aku, aku terus berpikir kira-kira apa hadiah yang cocok untuk Ibuku. Sebab, natal merupakan hal yang dinanti-nantikan oleh ibu dan aku. Bel pun berbunyi, kami pun melanjutkan pelajaran berikutnya. Setelah jam pulang sekolah tiba, aku langsung bergegas menuju rumah dan melihat celenganku, wah uang tabunganku belum cukup untuk membelikan ibu hadiah natal. Lalu akupun menghampiri ibu yang sedang menjahit. “ Ibu sedang apa? ucapku. “ eh Risa sudah pulang. Ibu sedang menjahit baju natal untuk kalian, sebentar lagi Natal kan tiba, maka dari itu Ibu membuatkan baju natal untuk kalian” Hatiku langsung tersentak, ibu selalu membuatkan baju natal untuk aku dan kakakku, tetapi kami tidak pernah membuatkan baju untuk Ibu. Saat hari natal tiba, Ibu selalu mengenakan pakaian yang sering sekali ia pakai. Ibu tak pernah memikirkan dirinya sendiri, Ibu selalu mengutamakan kami. Muncul ide di benakku untuk membelikan baju natal untuk ibu. Seminggu kemudian, aku menerima raportku dengan hasil yang baik. Ibu merasa bangga padaku. Namun, bukan raportku yang ada dibenakku, melainkan hadiah natal untuk ibu, karna tak terasa natal sudah semakin dekat. Aku menambil uang dari celenganku dan bergegas menuju toko baju. Banyak sekali baju dan sangat indah tetapi, harganya sangat mahal, uangku tak cukup untuk membelinya. Lalu tak sengaja, aku menemukan baju yang indah, saat ku lihat harganya, uangku ternyata cukup untuk membeli baju itu. Sudah ku bayangkan, Ibu sangat cocok untuk mengenakan baju ini. Cepat-cepat ku bayar baju ini dan langsung ku bawa pulang. Aku tempatkan baju ini ditempat tersembunyi agar ibu tidak melihatnya. Keesokan harinya, tak terasa bahwa malam ini adalah malam natal. Aku sudah tak sabar melihat ibu mengenkan pakaian yang ku belikan. Saat malam natal ini, aku berkumpul bersama ibu, ayah dan kakakku. Kami berbincang-bincang sambil bercanda. Sungguh moment seperti ini membuatku merasa senang. Tak lama kemudian, ayah dan ibu menyuruh aku dan kakak untuk masuk ke kamar dan tidur karena sudah karut malam. Aku dan kakak pun menurutinya. Ayam telah berkokok, dan matahari mulai muncul dari timur, aku segera bersiap untuk perayaan natal. Setelah mengenakan pakaian yang ibu buat, aku langsung menuju kamar ibu untuk memberikan hadiah ini. Terlihat ibu sedang kebingungan karena baju yang biasa ibu pakai robek dan butuh waktu lagi untuk menjahitnya. Lalu aku memeluk ibu dan memberikan hadiah itu. “ Bu, Ibu tak usah merasa bingung lagi, Risa punya hadiah natal untuk Ibu” ucapku sambil meneteskan sedikit air mata. Ibupun mengambil hadiah itu dan membukanya, ibu terlihat senang dan memelukku kembali. “ terimakasih ya Risa, Ibu senang sekali dengan hadiah yang Risa berikan, Risa memang anak Ibu yang baik” ujar ibu sambil meneteskan air matanya. “iya bu, Ibu juga merupakan Ibu yang sangat baik buat Risa dan kakak, Terimakasih ya bu. Selamat hari natal” balasku. Ibu pun mengenakan pakaian itu. Jujur saja, ibu memang terlihat sangat cantik saat mengenakannya. Kami pun bergegas pergi ke gereja untuk merayakan hari natal. Sungguh di hari natal ini, merupakan hari natal untuk ibu. Aku merasa sangat bahagia. -tamat- Terimakasih kepada Bapak Donatur dari Yayasan HPK Foundation atas bantuan dan dukungannya. Kiranya Tuhan Yesus memberkati Bapak sekeluarga selalu. Amin. Saya Yefta kelas XII, tim basketbal saya dari sekolah BPK Penabur Cianjur mengikuti pertandingan PBIV (Penabur Basketball Invitation) yang diselenggarakan di kota Cirebon. Yang mengikuti pertandingan ini ada 10 sekolah dari daerah masing" salah satunya Tim dari Penabur Cianjur. Saya sendiri sebagai Captain Basketball dari sekolah saya ini, saya sangat senang karena tidak nyangka dan percaya bisa mendapatkan juara 3. Karena bagi saya semua lawan saya itu tidak ada yang mudah tapi karena kami selalu berdoa kepada Tuhan sebelum, sesudah, bahkan saat pemanasan, kami selalu berdoa agar diberikan kelancaran. Tim ini sudah berusaha mati"an dan saya sendiri berusaha kerja keras dan intinya selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap apapun itu, dalam susah senang ataupun dalam cobaan yang berat. Saya sangat berterimakasih sekali dan bersyukur bisa mendapatkan juara 3 dan bisa membanggakan sekolah saya, itu berkat dari usaha teman" setim saya dan doa dari orangtua yang selalu ada buat saya. Penampilan kelas XIIB SMK Farmasi BPK Penabur Bandung dalam lomba antar kelas yang diadakan dalam acara "Pentas Seni SMK Farmasi BPK Penabur Bandung 2017" Tujuan penampilan tersebut : untuk menyadarkan kembali kepada teman" Dan anak muda di Indonesia bahwa kita harus bersyukur dan bangga atas negara Indonesia tercinta. Pesan moral: walaupun Indonesia memiliki banyak perbedaan dalam hal : agama, suku, warna kulit, adat istiadat, tetapi jadikanlah perbedaan itu sebuah keunikan yang sudah Tuhan kasih dan kita patut menjaga kerukunan diatas semua perbedaan tersebut. Sesuai dengan semboyan negara kita "Bhinekka Tunggal Ika" "Berbeda-beda tetap satu jua!"
Suatu ketika di saat aku dan adik ku yang bernama Elin pergi kesuatu tempat terpencil di kota ku aku melihat sebuah gubuk kecil di pinggir sungai disana aku melihat seorang kakek dan nenek beserta 1 cucunya. Aku mencoba menghampiri dia, lalu aku menyapanya, selamat sore kakek, kakek itu menjawab nya "selamat sore dik, ada yang bisa kakek bantu?" Oh tidak kakek, cukup saya kesini hanya ingin merasakan saja suasana desa yang sangat indah dan sejuk ini bersama adik saya (jawab aku). Lalu aku pun berbicara panjang lebar dengan kakek. "Wussssssssssshhhhh suara angin yang begitu besar disertai gemercik air sungai menambah sejuk hati siapapun yang ada di tempat itu" Aku dan Elin berkeliling keliling di desa yang indah itu. Tapi setibanya aku dan elin ke belakang rumah kakek aku melihat pemandangan yang begitu menyayat hati, rumah belakang kakek roboh dan baru di perbaiki setengahnya, dan juga banyak tumpukan sampah. Aku bertanya kepada kakek "apakah kakek nyaman berada di tempat seperti ini? Mengapa kakek tidak memperbaikinya?" Lalu kakek menjawab apapun itu kita harus menysukurinya dek, kakek berusaha untuk memperbaikinya dengan menjual barang rongsok jadi sampah itu bukan sampah namun tumpukan rongsok yang akan kakek jual. "ohh begitu ya kek, yasudah aku dan Elin pamit pulang dulu " jawab aku. *setibanya kami dirumah kami langsung menjumpai kedua orang tua kami, kami bercerita banyak tentang apa yang terjadi dan kami lihat tadi. Keluarga kami bisa di sebut keluarga yang harmonis jarang sekali keluarga kami mengalami bentrok kecil atau perbedaan pendapat. Ayah dan ibu ku sangat baik dan perhatian segala minat dan bakat ku terus didukung oleh nya selama itu positif. Suatu hari ketika kami makan bersama di ruang keluarga hal yang sama yang selalu aku dan Elin rasakan yaitu kehangatan yang sulit di temukan diluar sana. Aku bertanya kepada ayah ku "ayah, setiap kali aku keluar sana aku selalu merasa kasian dengan mereka mereka yang mengalami keterpurukan dalam hidup, apakah ayah merasakan hal yang sama?" ayah pun menjawab "ya ayah pun merasakan nya karna kehidupan ayah dahulu seperti itu aya tetap berusaha, ayah tetap bekerja dengan harapan ya apa yang ada sekarang, ini sudah lebih dari cukup dari yang ayah harapkan." Jadi? Ayah pun pernah merasakannya? Apakah boleh sekarang kita memberi dan membagikan sedikit kebahagiaan kita kepada orang lain? Jawab aku "ya tentu saja boleh silahkan kamu yang mengatur nya, anak ayah gituloh hehehe pasti bisa kan? " sahut ayah. 2 minggu kemudian saya kembali kedesa tersebut dan mencari cari kakek yang ada di gubuk dekat sungai itu, gubuk nya telah kosong tidak ada isinya sama sekali, dan disitu aku bertemu dengan warga setempat dan warga itu mengatakan" dik mencari kakek pemilik gubuk ini? Bila iya kakek sudah beberapa hari lalu pergi ke kota, karna sebelumnya nenek/istri kakek tersebut meninggal dunia. Aku pun terdiam dan sedikit sedih mendengar nya, lalu aku menjawab" Oh jadi seperti itu? Terimakasih banyak atas informasinya. Lalu aku pergi pulang. Di perjalanan macet sekali, dan aku terus memikirkan kakek di desa itu merasa bersalah karna belum sempat membantu meringankan beban nya. Sesampai nya di depan rumah satpam membuka gerbang, dan aku langsung menuju ke kamar. Aku berifikir kemana lagi aku harus membagikan sedikit rezeki keluarga ku ini? Keesokan harinya setelah selesai sarapan aku bersama keluarga ku pergi keluar untuk berlibur ke pantai terdekat, suasana disana tak kalah indah nya dengan desa tempat kakek itu. Deburan ombak yang menghantam batu kurang serta kicauan burung terus mewarnai suasana laut yang indah. Aku bersama ayah ibu dan Elin berjalan jalan di tepi pantai dan bermain pasir bersama, tak lama kemudian ayah mengajak istirahat sejenak untuk makan siang. Setelah sampai ke tempat istirahat HP ayah berbunyi, satpam yang menelepon nya. Permisi pak, disini ada 2 orang yang ingin bekerja di rumah ini. (kata satpam) Oh ya, kebetulan saya sedang membutuhkan pekerja dirumah, Bila mau menunggu silahkan kalau tidak suruh mereka datang besok pagi. (jawab ayah) "baik pak" sahut satpam itu. Malam hari kami sekeluarga pulang kerumah, setelah di buka pintu Gerbang hal yang tak pernah terduga ternyata, terjadi dalam hidup aku. Aku bertemu dengan kakek dan cucunya itu, lalu aku turun dari kendaraan dan bertanya mengapa kakek ada disini? Apakah kakek mengetahui tempat tinggal ku? (tanya aku) Lalu kakek menjawab "jadi ini rumah mu? Besar juga yah, kakek kesini ingin melamar kerja di tempat ini untuk mencukupi kehidupan kakek. Setelah itu aku mengajak ayah berbicara panjang di dalam rumah, sedangkan kakek sedang di ajak berkeliling keliling di rumah oleh Elin. Setelah selesai berbicara ayah langsung menemui kakek tersebut, dan berkata "kakek jangan bekerja disini, setelah saya mendengar cerita anak saya" Mengapa pak? Apa ada yang salah? (jawab kakek). "Tidak, hanya saja saya ingin berbuat lebih untuk kakek, saya akan merenovasi rumah kakek, dan memberikan sedikit modal untuk kakek berkebun atau berternak" kata ayah. Oh tidak usah pak lebih baik saya dan cucu saya bekerja disini (jawab kakek). Lalu ayah menjawab nya Lagi "ini permintaan anak saya, dan kapanpun kakek dan cucu kakek boleh bermain kesini karna sejak pertama anak saya bertemu dengan kakek, dia sangat merindukan sosok kakek dan nenek nya yang sudah lama meninggal dunia. Baiklah kalau begitu, dengan senang hati kakek menerima semuanya, terimakasih pak, terimakasih nak, semoga segala kebaikan kalian tuhan membahas nya berlipat kali ganda amin. "Sahut kakek Lalu aku pun memeluk erat kakek, dan beberapa bulan kemudian rumah kakek sudah selesai di renovasi dan kakek memutuskan untuk berkebun di dekat rumah nya. (kedua orang tua, telah membesarkan kita dengan segala sesuatu yang di berikan nya. Kita dibesarkan dengan ajaran ajaran baik dan yakinlah Keluarga takkan pernah hilang walaupun sudah terpisah jiwa dan raganya, Tuhan memiliki cara untuk mempertemukan kita dan keluarga).
Keluarga Aku tau Aku dapat merasakan nya Sebuah kehangatan yang slalu menyelimuti aku Adalah keluarga Disaat aku tersesat Aku jatuh dan tak berguna Aku takut Namun disitu slalu ada keluarga Ayah, ibu kau adalah Pelita Kau adalah sesuatu yang indah yang ada dalam hidup ku Tetaplah menjadi sesuatu yang indah melebihi bunga bunga Yang slalu mampu mendidik aku
Samuel Ritz Tawaang SMK Mardi Yuana Cianjur |
PenulisHPK Foundation. Mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Arsip
January 2025
Kategori |