Shalom Sahabat-sahabat dalam Kristus, Bapak Jusuf (Orangtua dari siswi HPK Foundation Bandung yaitu Mishel) berbagi kesaksian hidupnya. Bapak Jusuf bersaksi mengenai kesulitan ekonomi yang bapak Yusuf dan keluarga alami. Mulai bekerja sebagai ojek online, berangsur-angsur keadaan ekonomi keluarga bapak Yusuf membaik. Namun pandemi yang ada membuat ekonomi keluarga terpuruk kembali. Tapi bapak Yusuf dan keluarga tetap bersyukur dan percaya Tuhan tak pernah meninggalkan mereka. Filipi 4:6, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." Akhirnya banyak pertolongan yang Tuhan berikan lewat orang-orang luarbiasa. Bahkan anak-anak pa Yusuf bisa sekolah dan kuliah dengan baik. Mazmur 37:23-24, "TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; Mari kita saksikan bagaimana perjalanan hidup bapak Yusuf yang selalu mengucap syukur apapun kondisinya. Tuhan Yesus memberkati
Tulis Komentar
Banyak anak muda dimasa-masa ini yang jarang sekali melibatkan Tuhan dalam proses hidupnya. Mereka lebih mengandalkan pemikiran bahkan kekuatan mereka sendiri. Amsal 3:5 berkata, "Amsal 3:5 (TB) Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri". Dalam video diatas Theresia Amalia (Lia) salah satu anak HPK Foundation Bandung sharing renungan mengenai "Tanya dulu pada Tuhan" melalui kisah Abraham. Mari kita saksikan bersama video berikut ini. "Preparing for a better future and blessing through education" Kali ini HPK Foundation berkesempatan untuk melakukan wawancara bersama beberapa Kepala Sekolah Siswa HPK Foundation. Nah bagaimana pendapat para bapak dan ibu kepala sekolah mengenai HPK Foundation? Selain itu, bapak dan ibu kepala sekolah juga berbagi motto hidup mereka serta pesan mereka untuk teman-teman siswa HPK Foundation. Penasaran? Yuk teman-teman kita simak bersama video ini "Preparing for a better future and blessing other through education"
Lukas 14:26 (TB) "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Mengapa Yesus mengatakan hal ini kepada banyak orang yang mengikuti Dia? Mengapa dikatakan membenci? Bagaimana seorang Yesus mengajarkan untuk membenci? Yesus dengan berani berkata bahwa murid yang sejati datang kepada-Nya tanpa ragu, mengutamakan Yesus. Dia tidak ingin orang banyak mengikuti dia hanya karena ketenaran atau ikut - ikutan, Yesus ingin orang mengikuti Dia karena tau komitmen apa yang harus mereka berikan. Lalu mengapa di ayat di atas di sebutkan membenci orang - orang dalam hubungan keluarga? Sudah selayaknya kita mengasihi keluarga kita, bukan malah membencinya. Yang Yesus inginkan disini adalah porsi Dia dalam hidup kita lebih besar dibanding keluarga kita. Sulit? Tentu saja. Banyak hal yang kita dapati apa yang kita bina dalam keluarga tidak berbanding lurus dengan ajaran Yesus. Misalnya, hal - hal sepele, seperti sungkan mengakui kalau kita lapar saat ditanya, karena sering diajarin jangan merepotkan orang lain. Akhirnya kita jadi berbohong. Bahkan yang lebih dalam, apakah kita bersedia meninggalkan apa yang kita sukai, pekerjaan, pertemanan, kenyamanan diri jika hal - hal tersebut tidak sejalan dengan keinginan Yesus? Yesus jelas menginginkan hubungan yang lain memiliki prioritas yang lebih rendah daripada kesetiaan dan ketaatan kita kepada Yesus. Siapkah kita? Bagaimana hubungan pribadi kita dengan Tuhan selama ini? Apakah Dia yang selalu kita ingat dan cari dalam apapun yang terjadi dalam kehidupan kita?
Matius 10:26 (TB) Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Ayat ini berisi perkataan Yesus kepada murid - muridNya untuk mempersiapkan diri mereka akan penganiayaan yang akan terjadi. Ijinkan saya mengupas 2 hal dari ayat ini : A. JANGANLAH TAKUT Takut akan apa? Pada masa itu jelas, memberitakan tentang Yesus dan kebenaran Firman Tuhan nyawa taruhannya. Saat ini kita bisa menjalani hidup sebagai orang Kristen dengan nyaman, melayani, melakukan aktifitas ibadah kita dengan tenang. Tapi pernahkah terbersit, apa ketakutan terbesar dalam hidup kita? Takut orang tau siapa diri kita yang sesungguhnya? Takut orang tau akan masa lalu kita? Atau takut akan kebohongan dan pikiran negatif kita akan terbongkar dan diketahui banyak orang? Takut ini bisa menjadi pemicu untuk kita behenti melakukan hal-hal yang benar menurut Firman Tuhan. Rasa takut ini bisa membuat kita malah terjerumus dalam perbuatan dan pilihan hidup yang salah. Dan, rasa takut ini juga akan menghambat kerja Tuhan dalam hidup kita. Jika kita melakukan hal yang benar, kita tidak perlu takut akan apapun. Karena Tuhan melihat kebenaran itu. B. SEGALA SESUATU AKAN TERBUKA Satu lagi yang begitu menyentuh dari ayat ini adalah Yesus berjanji kepada para pengikutnya yang teraniaya bahwa kebenaran akan diketahui, bahkan jika kebenaran itu disembunyikan dengan sangat baik di antara halaman-halaman sejarah. Pernahkah kita dalam posisi sudah melakukan hal yang benar tetapi masih dituduh bersalah? Atau kita diperlakukan tidak adil? Difitnah, dituduh atau mengalami cobaan hidup yang seolah tidak ada hentinya. Apa yang biasanya kita lakukan saat mengalami semuanya itu? Percayakah kita bahwa Allah akan mengungkapkan semua dan membenarkan hambaNya serta mengungkapkan kejahatan orang-orang yang mengira telah menyembunyikannya? Yang perlu kita lakukan hanyalah tetap lakukan hal yanh benar dan memohonkan hati nurani yang bersih di hadapan Tuhan untuk diri kita. Karena mereka yang tampaknya menipu keadilan di bumi tidak akan pernah menipuNya dalam kekekalan. Ini yang harusnya menjadi keyakinan kita akan keadilan Allah yang tertinggi.
|
PenulisHPK Foundation. Mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Arsip
September 2023
Kategori |