Setiap orang pastinya diberikan talenta oleh Tuhan. Tidak ada satu manusiapun yang tidak diberikan talenta oleh Tuhan, walaupun berbeda – beda tapi pasti ada dalam diri setiap orang. Walaupun tidak sama jumlah talenta tapi pasti ada dalam diri setiap orang. Perbedaannya adalah bukan terletak pada jumlah talenta tapi kesungguhan dan kerelaan mengembangkannya. Jadi bukan dari hasilnya tapi pada usaha mengembangkan talenta tersebut. Salah satu siswa HPK Foundation Fridolin Jonatan Boimau ingin bersaksi sedikit. Puji Tuhan kemaren tanggal 15 Agustus 2021 saya dapat meraih prestasi juara 3 dalam turnamen bola basket di Cianjur. Dari turnamen basket ini tim saya mendapat uang tunai sebesar 1 juta rupiah dan piala. Saya sangat senang dan bersyukur karena saya menjadi yang paling banyak menyumbang poin untuk tim saya dan diandalkan di tim saya. Saya juga ingin mengucap syukur kepada Tuhan karena lewat basket ini saya bisa mendapatkan penghasilan. Karena Puji Tuhan saya dipilih untuk bermain porda mewakili kota Subang pada bulan November mendatang. Jadi saya selalu latihan di Subang dari bulan Februari kemarin. Puji Tuhan lewat ini saya mendapat gaji yang bisa di bilang lebih dari cukup di usia saya yang sekarang ini. Saya bisa sampai titik ini karena saya latihan dan bekerja keras tiap hari nya dan pantang menyerah. Saya berterima kasih kepada Tuhan Yesus yang selalu menyertai saya dan menolong saya. Saya juga tak lupa mengucap syukur kepada Tuhan karena sudah memberikan orang tua, teman/sahabat, dan pelatih yang selalu setia mendukung saya untuk menjadi atlet. Sekian kesaksian dari saya, kiranya dapat memberkati kita semua. "Sukses adalah keberhasilan yang anda capai di dalam menggunakan talenta-talenta yang telah Tuhan berikan kepada anda." (Richard M. DeVos)
Tulis Komentar
Siswa/i HPK Foundation kembali mengikuti Bible Study bersama Pak Darmana H. Setiadi, TTS. Kali ini, mereka belajar tentang Hari Raya Yahudi. Seperti yang kita ketahui, kisah-kisah di Alkitab, baik dari Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru berlatar belakang budaya Yahudi. Oleh karena itu, penting juga bagi kita umat Kristiani untuk memahami tentang Hari Raya Yahudi ini. Ada hari raya apa aja ya? Apa maknanya? Shalom semua, saya Stefanie Mulia salah satu dari siswi HPK Foundation. Disini saya ingin berbagi sedikit cerita bagaimana saya terpapar Covid-19. Hal ini dimulai dari tanggal 22 Juni 2021. Saat itu adalah hari yang paling bahagia dan yang paling saya tunggu, yaitu hari kelulusan SMP. Saya senang karna bisa menyelesaikan SMP saya dan bisa lanjut ke jenjang berikutnya yaitu SMA. Hari kelulusan itu kami rayakan di Kebun Raya Cibodas. Selesai saya wisuda, saya mendapat pemberitahuan bahwa saya diterima di SMA Negeri 2 Cianjur dan harus segera mendaftar ulang ke sekolah. Jadi saya segera mendaftar ulang SMA tetapi tidak sempat pulang atau beres-beres dahulu. Walau begitu, saya senang bisa masuk sekolah yang saya inginkan. Keesokan harinya, saya pergi ke SMA Negeri 2 lagi karna ada beberapa dokumen yang kurang, tetapi saat itu sedang hujan, dan saya terburu-buru karna sudah telat. Pulang dari sana tiba-tiba saya batuk dan malam harinya saya demam juga pusing. Saya kira hanya kecapean saja, tapi besoknya kepala saya makin pusing. Hari ketiga demam saya sudah turun dan pusing pun sudah hilang, tetapi badan saya tetap lemas. Hari keempat saat mamah saya sedang memasak, saya tidak dapat mencium bau masakan tersebut, bau yang lain pun tidak dapat saya cium, hanya minyak kayu putih tetapi itu pun pudar baunya. Saat makan pun saya tidak bisa merasakan sama sekali. Akhirnya saya dan keluarga saya panik. Puji Tuhan ada yang memberi alat tes Covid, akhirnya saya dan keluarga saya tes, hasilnya pun saya terkena Covid-19. Tetapi saya sangat bersyukur karena hanya saya saja yang kena, tetapi keluarga saya tidak satupun yang positif. Awalnya saya khawatir kalau adik saya yang kecil terkena juga karena saat saya sakit saya tidur bareng, dan selalu dekat dengannya, tetapi puji Tuhan tidak ada yang terkena. Walaupun saya terkena Covid-19 mamah, papah, cici, juga adik saya sangat mendukung saya. Mamah memasak makanan-makanan yang sehat, juga makanan yang sangat saya sukai. Papah memberi semangat, juga saya senang karna papah memberikan perhatiannya. Cici saya juga sering menelepon saya, juga memberi dukungan. Terutama adik saya yang selalu khawatir. Tak hanya itu, orang-orang disekitar saya pun memberi dukungan. Mereka memberi obat, vitamin, buah, makanan, juga ucapan-ucapan yang membuat saya semakin semangat. Saya bersyukur sekali sama Tuhan karna 2 minggu saya dirumah saja, Tuhan tetap melindungi, memberi kekuatan, kepada saya dan keluarga. Saat mamah saya khawatir akan keadaan saya, tapi banyak dukungan dari gereja, mereka mendoakan dan memberi kekuatan bagi keluarga kami. Walau sempat khawatir bahkan takut akan Covid-19 ini, saya sudah banyak pikiran ke depannya bagaimana, takut kalau gejalanya tidak hilang, takut keluarga juga akan kena, takut tidak sembuh, takut kalau makin parah. Tapi Tuhan Yesus selalu mengingatkan akan firman-Nya, kuasa-Nya, mukjizat-Nya yang ajaib. Saya bisa kuat dan menghadapi itu semua karna Tuhan Yesus. Dia yang selalu menerima saya apa adanya, sebagaimana saya adanya. Setiap kesalahan saya, walau itu disengaja, setiap masa lalu yang saya tinggali, dan tidak bisa dilupakan, Tuhan melupakan itu semua dan membentuk saya sebagai seorang anak yang berharga. Dia ingin saya berjalan, bergerak menjauhi masa itu dan datang kepada-Nya tapi saya tidak peka akan hal itu. Bahkan walau peka, walau tau, saya tetap melakukan dosa lagi. Tapi berkali-kali Tuhan tidak pernah lelah menarik tangan saya kepada-Nya. Tidak pernah lelah Dia menerima saya kembali. Tidak pernah meninggalkan saya di keadaan apapun. Dua minggu kemudian, penciuman dan rasa saya sudah kembali. Saya dan keluarga saya sangat bersyukur dan bahagia sekali. Saya tidak perlu memakai masker lagi dirumah, bisa keluar kamar dan berakhir seperti biasa. Nafsu makan saya kembali, saya bisa mencium aroma makanan saya, dan memakannya dengan lahap. Tapi, 2 hari kemudian badan saya panas dingin, kaki dan tangan saya sangat dingin tapi berkeringat. Kepala saya pun lebih sering pusing sebelah. Saya kaget dan khawatir kalau Covid-19 itu belum sembuh dan malah muncul gejala baru. Jalan Tuhan memang tidak bisa diketahui, saat saya takut belum sepenuhnya pulih, ada orang yang dikasihi Tuhan mengkontak saya. Puji Tuhan, saya mendapat bantuan yang sangat tidak terduga darinya. Ia mengirim vitamin yang sangat banyak, madu, dan minuman jahe. Saya sangat bersyukur karena dengan itu semua sampai hari ini saya tidak ada gejala apapun. Saya bisa melakukan aktivitas saya dengan sehat, bisa keluar rumah dengan bebas, memulai sekolah dengan keadaan sehat. Saya juga diberi pengetahuan lagi bagaimana menjaga kesehatan dengan pola makan saya yang berantakan. Dan sekarang saya bisa menjaga pola makanan saya yang sehat. Dari pengalaman saya selama terkena Covid-19 ini saya belajar banyak hal. Tuhan mengijinkan saya karna ingin mengingatkan lagi bagaimana cara hidup yang sehat. Saya juga bisa membantu orang-orang di sekitar saya yang terkena Covid-19 dari pengalaman saya. Yesuspun mengajariku untuk lebih sabar dan dewasa menghadapi persoalan, walau yang berat sekalipun. Mengajariku untuk selalu bersyukur di keadaan apapun. Mengajariku untuk berempati kepada mereka yang terkena Covid-19 dan petugas yang berada di garis depan, agar selalu menjaga protokol kesehatan. Banyak sekali hal-hal yang Tuhan ajarkan kepada keluarga terutama saya. Saya menjadi sadar bahwa Tuhan mengijinkan segala sesuatu terjadi pada saya dan keluarga saya untuk menjadikan saya seseorang yang lebih baik lagi bahkan yang terbaik. Walau saya tidak tau kenapa Tuhan menempatkan saya di situasi seperti itu, dan malah bersungut-sungut, tidak mempercayai-Nya, tapi sekarang saya tau bahwa Tuhan lebih sayang, sangat sayang pada saya dan menjadikan saya dewasa di umur 15 yang berjalan ke 16 ini. Tuhan selalu membantu mengeluarkanku dari masa lalu yang selalu terlintas dipikiran dan susah untuk dilupakan, menghadapi prosesnya sampai saat ini, dan Tuhan tolong, bahkan sampai selama-lamanya. Biarlah sedikit kesaksian saya bisa memberkati semuanya. Saya tidak tau harus berkata apa lagi, tapi saya ingin mengingatkan bahwa Tuhan sangat sayang bahkan terlebih sayang kepada kita semua hingga kita bisa ada di keadaan saat ini. Jangan lupa untuk terus bersyukur, menjaga kesehatan, menjaga pola makan, menjaga protokol kesehatan, dan yang terpenting menjaga hubungan anda dengan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.
Kitab Kisah Para Rasul yang cukup panjang dan memuat banyak kisah kembali dikupas tuntas oleh Pdt. Darmana bersama para siswa siswi HPK Foundation. Beliau melanjutkan pembahasa tentang ajaran-ajaran utama di Kisah Para Rasul. 3. Pasal 13-15: Pak Darmana juga memberikan penjelasan khusus tentang pasal 11:23-26 yang memuat alasan mengapa orang-orang percaya di Anthiokhia disebut Kristen. Selain itu, beliau juga membahas tentang pasal 13:1-6 yang berisi tentang jemaat antiokhia mengirimkan penginjil-penginjil karena taat pada Roh Kudus dan beban penginjilan kepada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus. 4. Pasal 16-28: Pak Darmana menggaris bawah pasal 23:11 yang berisi tentang para rasul yang bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Bersaksi ini tidak sembarangan bisa dilakukan, lho. Dibutuhkan keberanian & hikmat, serta tentunya harus berdasarkan kebenaran Firman Tuhan.
|
PenulisHPK Foundation. Mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Arsip
March 2024
Kategori |